Rabu, 18 Juli 2012

Es Krim Coklat Bisa Sembuhkan Batuk

Umumnya masyarakat memiliki persepsi bahwa mengonsumsi es krim berpotensi mengakibatkan batuk. Suhu dingin es krim dapat mengiritasi saluran pernapasan sehingga menyebabkan batuk yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun penelitian Rilnia Metha Sofia, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, membuktikan es krim coklat justru bisa menjadi obat batuk.

Dalam presentasinya pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNas) 25 yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Selasa (10/7/2012) Rilna mengungkapkan es krim yang dibuat dari bahan coklat ternyata mengandung bahan makanan yang dapat menekan refleks batuk. "Cokelat mengandung zat tobromin yang secara signifikan dapat menekan refleks batuk. Cara kerja tobromin ini sama dengan cara kerja obat-obat batuk dalam meredakan batuk," kata Rilna saat mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul "Es Krim Coklat Sebagai Obat Batuk Antitusif" .
Suhu dingin es, menurut Rilna, justru dapat bekerja secara sinergis dengan tobromin untuk meredakan batuk. Menurutnya, dingin dengan suhu yang sangat rendah, memang dapat menyebabkan terjadinya cedera pada sel, termasuk pada sel saluran nafas sehingga menginduksi terjadinya batuk. Namun, dingin dengan suhu yang lebih tinggi, justru dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah lokal tanpa menyebabkan cedera pada sel.
Dalam penelitiannya, Rilna menggunakan sampel yang terdiri dari 30 orang mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Mereka dibagi menjadi 5 kelompok dan diberi perilaku yang berbeda-beda. Satu kelompok diberi zat dalam obat batuk Dextrometorphan (DMP). Kelompok lain diberi krim coklat, es krim, dan es krim coklat sehingga dapat diketahui efek yang terjadi pada masing-masing kelompok.
"Efek mengonsumsi es krim coklat pada penderita batuk ternyata mirip dengan efek mengonsumsi DMP. Terlebih, es krim coklat tidak memiliki efek samping yang berarti jika digunakan sebagai obat. Rasanya yang enak akan meningkatkan kepatuhan pasien minum obat, terutama anak-anak," lanjutnya. Hasil penelitian iniliah yang mengantarkan Rilna dan kawan-kawan lolos sebagai peserta PIMNas 25 kategori Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P).
Sumber : Harian Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...