Banyak sekali orang bertanya tentang rasa sakit yang dalam saat patah hati. Apalagi bagi yang baru saja mengalami kejadian yang membuat patah hati seperti hal paling umum yakni putus cinta. Mengapa semua itu dapat terjadi ? Kenapa rasa sakit itu seperti menyayat-nyayat terus di dalam hati ? begini ceritanya :
Sumber Utamanya Adalah Otak Kita
Anterior Cingulate Cortex adalah bagian yang paling bertanggung jawab terhadap hal ini. Anterior Cingulate Cortex berada pada posisi bagian otak depan serta berfungsi untuk memberikan sinyal sakit jika kita dikucilkan dalam suatu lingkungan sosial. Anterior Cingulate Cortex juga sangat aktif terhadap rasa sakit yang terjadi dalam fisik seperti dicubit dan hal sejenisnya. Secara fisiologis hal ini membuktikan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tentunya sangat membutuhkan lingkungan sosial. Maka dari itu karena Anterior Cingulate Cortex ini sangat aktif jika keadaan fisik kita sakit maka Anterior Cingulate Cortex juga akan sakit jika kita sedang patah hati.
Titik warna orange adalah Anterior Cingulate Cortex yang bertanggung jawab atas rasa sakit hati.
Tahapan Yang Harus Dilewati Untuk Move On !
Setelah kita memahami cara kerja Anterior Cingulate Cortex yang aktif dengan kondisi fisik, mari kita lihat reaksi psikisnya. Proses Grieving, suatu proses yang berisikan mengenai ketidakstabilan emosi, kognitif (cara pikir / cara pandang), serta perilaku. Tahapan yang perlu dilewati untuk move on adalah :
1. Penyangkalan
Ini adalah tahap pertama yang harus dilewati. Rasanya adalah kita masih tidak percaya dengan apa yang baru saja kita alami, seolah semua seperti mimpi.
Contoh Kasus :
Masih kangen dengan hal-hal pada masa lalu seperti kondisi ceria saat bersama, kangen sms/bbm an, dll.
2. Kemarahan
Kondisi ini membuat kita sangat marah dan jengkel dengan situasi yang telah menimpa kita. Kita tiba-tiba menjadi sensitif dan mudah jengkel dengan hal yang tidak berkenan di hati kita. Apalagi terhadap sumber masalah yang menjadi alasan utama kita marah.
Contoh Kasus :
Tiba-tiba terlintas ide yang sangat banyak untuk membalas dendam.
3. Penawaran
Keadaan dimana kita merasa bahwa balas dendam sama aja dengan percuma dan sia-sia, serta malah akan menjadi masalah semakin runyam. Dalam kondisi ini kita biasanya mulai merubah strategi dengan mulai kembali berbicara pada orang yang bermasalah dengan kita (biasanya mantan pacar). Strategi ini adalah dengan merubah diri menjadi lebih baik walaupun terkadang memiliki maksud tersembunyi.
Contoh Kasus :
Merubah sikap dan perilaku bahkan penampilan agar dapat lebih diterima dalam kehidupan sosial. Biasanya dalam kasus pacaran digunakan sebagai usaha agar mantan melirik kembali dan berharap dapat kembali menjalin hubungan cinta bersama.
4. Depresi
Semangat untuk melanjutkan aktivitas seperti biasa mulai terasa tidak berguna. Bosan dengan kehidupan, karena cadangan kebahagiaan yang mulai habis. Kita mulai menangis dan sedih secara berlarut-larut dan lupa cara untuk tersenyum maupun tertawa.
Contoh Kasus :
Nafsu makan hilang, tidak bisa tidur, konsentrasi dalam mengerjakan segala hal menjadi buyar dan melemah, malas beraktivitas, menyendiri di dalam kamar, gelisah dengan badan yang dihadapkan pada tembok sambil memeluk guling erat-erat kemudian berguling-guling, lampu dimatikan karena benci dengan cahaya.
5. Penerimaan
Di sini kita mulai bangkit untuk kembali menjalani aktivitas seperti biasanya. Kita merasa bingung karena kemarahan sudah tidak ada gunanya. Kita juga tidak ingin melakukan penawaran karena bingung harus berbuat apa untuk usaha hal tersebut. Akhirnya, kita akan menerima apa yang telah terjadi kemudian berusaha untuk melakukan kehidupan seperti yang telah biasa dikerjakan.
Contoh Kasus :
Saat bangun pagi keadaan segar mulai datang, kemudiaan sewaktu matahari terlihat rasa merinding bernuansa semangat mulai mengaliri tubuh yang membawa kita yakin bahwa semuanya dapat dijalani.
Jadi bagaimana dengan patah hati ? kita harus benar-benar paham mengenai masalah hati ini karena patah hati dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik dan benar. Tahapan di atas sangat fleksibel dan tergantung dengan kondisi pribadi setiap personal. Ada yang dapat berlama-lama dalam tahapan tertentu, ada pula yang melewati tahapan tertentu. Namun intinya patah hati mempunyai sumber utama dalam otak kita. Jadi saat patah hati kita harus bijaksana dalam menanggapi serta menyikapinya.